Islam memandang sesuatu dari dua sudut pandang sekaligus yaitu, pandangan ke dunia sekarang ini dan pandangan ke hari kemudian. Artinya, kehidupan di dunia ini, baik yang menyangkut kehidupan yang bersifat materi, sosial, politis, ekonomi, teknologi, individu, masyarakat, pemerintahan, negara tidak bisa dilepaskan dari ibadah kepada Tuhan. Mengapa? Karena Islam adalah bukan hanya mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan saja, tetapi mengatur hubungan antara manusia dengan manusia lainnya. Kedua-duanya adalah ibadah. Inilah kuncinya dalam Islam.
Hubungan antara manusia dengan Tuhan-nya telah diatur dalam bentuk hukum-hukum yang telah ditentukan Tuhan berdasarkan kepada apa yang telah tercantum dalam Firman-Nya dan apa yang telah dicontohkan Rasul-Nya Muhammad saw.
Begitu juga dalam hubungan antara manusia dengan manusia lainnya, baik itu dalam hubungan keluarga, masyarakat, pemerintahan, negara, Islam telah memberikan Garis-Garis Besar Haluan untuk dijadikan sebagai acuan dalam rangka menempuh kehidupan di dunia ini, sebagai bekal kelak di hari kemudian. Karena apa yang akan diperoleh di hari kemudian adalah tergantung dari apa yang telah dilakukan di dunia sekarang ini. Jadi logikanya adalah, perilaku manusia yang yakin kepada Tuhannya dengan mengikuti dan menjalankan apa yang telah diperintahkan-Nya, tanpa pembangkangan dan hanya penuh dengan penerimaan dan kepasrahan, maka hasil dari perilakunya itu akan mendapatkan balasan sesuai dengan hasil usaha menurut kemampuannya masing-masing.
Nah sekarang, dalam penerapan dan pelaksaan hubungan antar manusia ini, Tuhan telah memberikan GBHN-Nya kepada ummat manusia untuk dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan, dari mulai kehidupan pribadi, masyarakat, pemerintahan, negara, sosial, politik, ekonomi dan teknologi. Karena itu, Islam tidak mengenal hanya satu hubungan, melainkan Islam memberikan dua hubungan, hubungan vertikal dan hubungan horizontal. Artinya, hubungan langsung kepada Tuhan dan hubungan langsung antar manusia.
Kesalahan Besar Memisahkan Hubungan Vertikal dan Horizontal
Suatu kesalahan besar, apabila sekarang ada kaum muslimin yang menginginkan pemisahan dari kedua hubungan tersebut. Apabila hubungan vertikal dipisahkan dari hubungan horizontal, maka akhirnya manusia akan mengalami kepincangan. Mengapa? Karena manusia akan kehilangan keseimbangan. Berpegang hanya ke jalur vertikal saja, maka manusia akan kehilangan sifat kebersamaanya, bukan hanya dalam segi pergaulan saja, tetapi juga kehilangan dalam segi hubungan sosial, kemasyarakatan, politik, ekonomi, pemerintahan dan negara. Sebaliknya, apabila hanya berpegang ke jalur horizontal saja, maka manusia akan bebas berbuat sesuai dengan apa yang menurut jalan pikirannya baik, tanpa perlu mendengar kepada apa yang telah ditetapkan oleh sang Pencipta, yaitu Tuhan, karena dianggap Tuhan tidak perlu ikut campur dalam urusan masyarakat, pemerintahan dan negara.
Keadaan yang bersifat hubungan horizontal inilah sekarang telah melanda hampir diseluruh dunia. Mereka merasa bebas, menentukan apa yang dianggap oleh individu dan kelompok baik berdasarkan hasil pikirannya, tanpa melibatkan nilai-nilai yang datang dari Tuhan. Dan mereka itulah yang mayoritas hidup di negara-negara yang menganut paham sekularisme, yaitu suatu paham yang tidak mendasarkan moralitas kepada dasar ajaran agama.